Rabu, 19 Agustus 2015

PERILAKU PRODUKSI DALAM ISLAM

0




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Akhlaq merupakan hal utama dalam produksi yang wajib yang di perhatikan oleh kaum muslimin, baik secara individu maupun bersama sama, yaitu bekerja pada bidang yang di halalkan oleh Allah SWT.
Seorang produsen muslim harus brbeda dengan dari system konvensional yang tidak memperdulikan batas-batas halal dan haram. Akan tetapi seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak,namun tetap dalam norma dan etika serta akhlaq yang mulia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi produksi?
2.      Apa fungsi Produksi?
3.      Bagaimana cara mekasimumkan produksi dan meminimunkan biaya?
4.      Bagaimana efisiensi Produksi?
5.      Apa dampak produksi bagi seorang Muslim?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui definisi produksi
2.      Mengetahui fungsi Produksi
3.      Mengetahui cara mekasimumkan produksi dan meminimunkan biaya
4.      Mengetahui efisiensi Produksi
5.      Mengetahui dampak produksi bagi seorang Muslim




BAB II
PERILAKU PRODUKSI DALAM ISLAM
A.    Definisi Produksi
Kata produk berasal dari bahasa inggris “product” yang berarti sesuatu yang diproduksioleh tenaga kera sejenis.
Produksi merupakn suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru dengan menggunakan sumber daya alam yang ada sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan menambah daya guna suatu benda dengan menguba sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.[1]  

B.     Fungsi Produksi
Fungsi produksi ialah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (kombinasi) penggunaan input. Maksudnya tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga, jumlah kekayaan alam dan itkat teknologi yang di gunakan. 4 fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah :
1.      Proses pengolahan, merupakan tetode atau teknik yang di gunakan untuk pngolahan masukan (inputs).
2.      Jasa jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan tehnik dan metode yang akan di jalankan, sehingga proses pengolahan dapat di laksanakan secara efektif dan efisien.
3.      Perencanan, merupakan penettapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan di lakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4.      Pengndalian atau perwatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang di rencanakan,sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat di laksanakan.
            Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, shinggal produk yang d hasilkan dapat memberikn kepuasan pada konsumen [2]

C.    Memaksimumkan Produksi dan Meminimumkan Biaya
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang lebih besar.
*               Memaksimumkan Produksi
Dalam membicarakan persoalan yang dinyatakan alam pertanyaan  (1) dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp 15.000, upah tenaga kerja Rp 10.000, dan biaya yang disediakan oleh produsen Rp 300.000. dengan uang sebanyak Rp 300.000 produsen dapatbsekirnya membeli satu jenis factor produksi saja, memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja.
*               Meminimumkan Biaya
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan (2) perlu dibuat pemisalan mengenai tingkat produksi yang akan dicapai. Misalkan produsen ingin memproduksi sebanyak 1500 unit. Factor produksi terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya yang dikeluarkan adalah Rp 210.000.[3]

D.    Efisiansi Produksi
Efisiensi produksi adalah menghasilkan output pada suatu tingkat kualitas tertentu dengan biaya yang lebih rendah.
Metode untuk meningkatkan efisiensi produksi sbb:
1.   Teknologi
Otomatisasi pekerjaan diselesaikan oleh mesin tanpa penggunaan karyawan.
Panduan otomatisasi yang efektif:
a.       Perencanaan
b.      Penggunaan otomatisasi berlebih pada semua bagian proses produksi
c.       Pelatihan
d.      Evaluasi biaya dan manfaat dalam jangka waktu tertentu
2.   System Ekonomi
Skala ekonomi mereflesikan timbulnya biaya rata-rata yang lebih rendah sebagai akibat dari produksi dengan volume yang lebih besar.
3.   Restrukturisasi
a.     Restrukturisasi mencakup revisi terhadap proses produksi dalam usaha memperbaiki efisiensi. Jika restrukturisasi berhasil mengurangi biaya produksi barang atau jasa dapat meningkatkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan.
b.   Re-engineering, yaitu rancang ulang truktur organisasi dan operasi perusahaan. Re-engineering menuntut perusahaan melupakan cara lama dalam beroperasi dan berusaha membangun system yang terbaik dari awal.
c.        Perampingan, yaitu mengurangi jumlah karyawan. Perusahaan menentukan berbagai posisi pekerjaan yang dapat di eliminasi tanpa memengaruhi volume atau kualitas produk yang dihasilkan.[4]
E.     Dampak Produksi bagi Seorang Muslim
Berproduksi merupakan bagian dari sikap syukur atas nikmat Allah SWT. Anugerah yang diberikan Allah adalah untuk keharmonisan dalam hidup dan kehidupan ini yang mampu menjadikan suasana lebih kondusif dalam melakukan usaha sesuai deengan ajaran islam.dengan demikian dampak poduksi bagi seorng muslim yaitu:
a.       Menimbulkan sikap syukur yang timbul atas kesadaran bahwa apa pun yang ia temui bisa dimanfaatkan sebagai input produksi.
b.      Menjadikan manusia untuk tidak mudah putus asa dalam produksi krena suatu alasan tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya sehingga produksi dalam islam akan mendorong seorang muslim untuk melakukan usaha yang lebih kreatif.
c.       Seorang muslim akan menjauhi praktek produksi yang merugikan orang lain/kepentingan-kepentingan sesaat. Misalkan riba.[5]  









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kegiatan produksi merupakan dari konsumsi dan distribusi. Perilaku produksi yang menghasilkan barang dan jasa,kemudian di konsumsi oleh para konsumen. Tanpa di produksi maka kegiatan ekonomi akan terhenti, begitu pula sebaliknya. Seluruh perilaku konsumsi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang islami, perilaku produksi harus memperhatikan aspek-aspek sosial pada masyarakat.
B.     Saran
penyusun sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun menyarankan kepada semua pihak pembaca dan membahas makalah ini, agar lebih banyak lagi menambah literature-literatur sepaya dapat menambah pengetahuan kita terhadap bagaimana penerapan Dasar-dasar ekonomi Islam  terhadap dunia pendidikan. Yang tentunya masih banyak referensi-referensi terhadap makalah yang kami buat ini.









DAFTAR PUSTAKA

Ekonomiduniaislam.blogspot.com/2013/02/produksi-dalam-ekonomi-islam.html?m=1 12.23wib
Ridwanmuslim.wordpress.com/2012/01/09/fungsi-produksi
Jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/teori-produksi-dan-kegiatan-perusahaan.html
Stiebanten.blogspot.com/2011/05/metode-meningkatkan-efisiensi-produksi.html
Mbegedut.blogspot.com/2011/03/konsep-dan-faktor-produksi-dalam-2431.html








[1] Ekonomiduniaislam.blogspot.com/2013/02/produksi-dalam-ekonomi-islam.html?m=1 12.23wib

[2] Ridwanmuslim.wordpress.com/2012/01/09/fungsi-produksi
[3] Jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/teori-produksi-dan-kegiatan-perusahaan.html
[4] Stiebanten.blogspot.com/2011/05/metode-meningkatkan-efisiensi-produksi.html
[5] Mbegedut.blogspot.com/2011/03/konsep-d’an-faktor-produksi-dalam-2431.html

0

 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Ilmu perekonomian sudah ada sejak dahulu, yang dijadikan dasar oleh manusia untuk melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut juga diperlukan rambu-rambu yang mengaturnya, seperti dari Al-qur’an, hadis, ijtihad, dan lain-lain.
Dalam ekonomi islam segala kegiatanya selalu memberikan yang terbaik bagi semua pihak yang terkait didalamnya, semua tetcantum didalam prinsip-prinsip dan tujuanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian ekonomi islam?
2.      Tujuan dari ekonomi islam?
3.      Prinsip ekonomi islam?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian ekonomi islam
2.      Untuk mengetahui tujuan dari ekonomi islam
3.      Untuk mengetahui Prinsip ekonomi islam.












                                                            BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ekonomi Islam

Pengertian Ekonomi Islam Ekonomi islam adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari al-quran dan hadis yang mengatur urusan perekonomian umat manusia.[1] Sedangkan Ekonomi Syari’ah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan saran untuk memiliki kegunaan-kegunaan alternatif berdasarkan hukum islam kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang mepunyai nilai dan harga, mencakup harta kekayaan dan jasa yang di produksi dan di ahlikan, baik dalam bentuk menjual dan di beli oleh para pebisnis, maupun dalam bentuk transaksi lainnya yang sesuai ekonomi syari’ah.[2]

B.     Tujuan Ekonomi Islam
Menurut Nik Mustafa (1992;23-24) islam berorientasi pada tujuan (goal oriented). Prinip-prinsip yang mengarahkan pengorganisasian kegiatan-kegiatan ekonomi pada tingkat individu dan kolektif bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan menyeluruh yang menyeluruh dalam tata sosial Islam.
Secara umum tujuan-tujuan itu dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Menyediakan dan menciptkan peluang-peluang yang sama dan luas bagi semua orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Peran serta individu dalam kegiatan ekonomi merupakan tanggung jawab keagamaan. Individu diharuskan menyediakan dan menopang setidaknya kebutuhan hidupnya sendiri dan orang-orang yang bertanggung kepadanya.
2.      Membrantas kemikinan absolut dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi semua individu masyarakat. Kemiskinan bukan hanya merupakan penyakit ekonomi tetapi juga mempengaruhi spiritulisme individu. Islam menomorsatukan pemberantasan kemiskinan. Pendekatan islam dalam memerangi kemiskinan ialah dengan merangsang dan membantu setiap orang untuk berpartisipasi aktif  dalam setiap kegiatan-kegiatan ekonomi.
Masyarakat dan pengusaha dalam system ekonomi islam berkewajiban untuk menjamin bahwa semua kebutuhan pokok individu terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan pokok bagi seluruh penduduk merupakan persyaratan bagi pencapaian stabilitas pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
3.      Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan,dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.[3]
Tujuan ekonomi islam menggunakan pendekatan antara lain:
a.       Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
b.      Alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber alam yang masih terpendam.
c.       Dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nili-nilai norma harus diterapkan
d.      Pemerataan pendapatan dilkukan dengan mengikat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana yang ampuh.[4]

C.    Prinsip Ekonomi Islam
Syarat suatu bangunan agar berdiri kokoh adalah tiang yang kokoh. Jika bangunan yang kokoh tersebut adalah ekonomi syariah, maka tiang penyangganya adalah sebagai berikut:
a.       Siap menerima resiko
b.      Tidak melakukan penimbanan
c.       Tidak monopoli
d.      Pelarangan interes riba
e.       Solidaritas sosial[5]
Menurut Metwally , prinsip-prinsap ekonomi islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut
1.      Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia, sehingga pemanfaatanya haruslah bias dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Implikasinya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2.      Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat , dan tidak mengakui pendapatan yang tidak sah.
3.      Bekerja adalah kekuatan penggerak utama  kegiatan ekonomi islam
4.      Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya , dan harus berperan sebagai capital produktif yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.      Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaanya dialokasikan  untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari oleh sunnah Rosulullah yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.
6.      Seorang muslim harus tunduk pada Allah dan hari pertanggungjawaban diakhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara yang batil, melampaui batas, dan sebagainya.
7.      Zakat harus  dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). Zakat ini merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
8.      Islam melarang riba dalam segala bentuknya. Secara tegas dan jelas tercantum dalam QS 30:39, 4:160-161, 3:130 dan 2:278-279[6]




[1] H. Zainuddin Ali, Hukum ekonomi syariah cet. 1, (Jakarta, Sinar grafika, 2008), hlm. 4
[2] Ibid, hlm. 2
[3]  Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, cet. 1,(Yogyakarta, Graha Ilmu,2005), hlm. 19-20
[4]  H. Zainuddin Ali, op.cit. hlm. 4


[5] Zainudin Ali, op,cit. hlm. 7-10
[6] Eko Supriyatno, op,cit. hlm. 2-3
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com